Kamis, 23 Juni 2011

pesan dan kesan mata kuliah teknologi komunikasi 2011

banyak ilmu baru yang bisa di dapetin..
mulai dari bikin poster,sampe bikin film indie..
pokoknya TEKKOM seru dah..
and we are still eightinity

Senin, 13 Juni 2011

POSTER

KOTA LAMA

STASIUN TAWANG
Stasiun Tawang
Sebuah bangunan megah berdiri terpisah dari bangunan lain di sebelah utara Kawasan Kota Lama Semarang. Bentuknya mirip bangunan dengan fungsi sejenis, sebagai tujuan dan transit kereta api. Bangunan induk diapit bangunan memanjang di kanan kirinya. Bangunan induknya berbeda, ciri khas bangunan yang dibuat semasa pemerintahan Hindia Belanda.
              Stasiun Semarang Tawang namanya. Tinggi bangunan dengan pilar dan tembok kokoh membentuk kemegahan. Bagian puncak atap yang berbentuk kubah menunjukkan gaya arsitektur masa itu. Bentuk lengkung dan persegi mendominasi ornamen bangunan. Kanopi di depan pintu masuk menambah kesan eksklusif stasiun ini.
"Isi surat dari direksi NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg) di Belanda pada direksi NIS di Indonesia, mengharapkan pembangunan stasiun yang fungsional. Untuk bangunan stasiun, tidak boleh jelek, namun tidak harus megah,"
              Pada 29 April 1911, NIS mulai mewujudkan hasil rancangan Sloth-Blauwboer ini. Tiga tahun kemudian, stasiun itu siap beroperasi. Bersama Stasiun Semarang West (Poncol) dan Stasiun Central (Jurnatan), Stasiun Tawang dipersiapkan untuk menyambut koloniale tentoon stelling.
Stasiun Tawang menjadi pintu kedatangan tamu. Tidak mengherankan jika lobinya menunjukkan keanggunan. Warna putih menutup hampir semua tembok bagian dalam. Warna coklat tembaga menjadi penghiasnya, baik ornamen bangunan maupun hiasan lainnya. Pahatan batu yang melukiskan dua loko dan rangkaian kereta api menghiasi keempat sisi tembok. Sementara pusat ruangan yang segaris dengan atap kubah diterangi empat lampu hias dengan warna senada. Jendela kaca memanjang di sekeliling bangunan bagian atas, termasuk di bawah kubah, menambah penerangan.

              Bentuk bangunan utama saat ini tak banyak berubah, meski ada penambahan dan renovasi, termasuk peninggian lantai. Dua kali peninggian dilakukan pada tahun 1990-an. Pasalnya, limpasan air laut (rob) yang mengancam wilayah utara Kota Semarang mulai masuk ke kawasan stasiun. Hampir 1,5 meter tinggi bangunan berkurang karena pengurukan. Akibatnya, sejumlah bagian terpaksa disesuaikan, misalnya, pengurangan tinggi pintu.
             Bangunan stasiun itu masih terawat baik. Fungsi bangunan masih dijaga sebagai stasiun kereta api. Apalagi, volume penumpang per tahun di stasiun ini mencapai lebih dari 600.000 orang. Namun, hanya sedikit yang menyadari stasiun yang ditapaki adalah bangunan bersejarah.
http://semarangkota.info/wp-content/uploads/stasiun-tawang.jpg
Stasiun Besar Semarang Tawang mulai beroperasi pada 1 Juni 1914. Stasiun ini dibangun oleh perusahaan kereta api NIS (Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij) selain sebagai monumen untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Spanyol, juga untuk menggantikan Stasiun Semarang di Tambaksari yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Stasiun Semarang sudah dioperasionalkan sejak tahun 1867. Arsitek Stasiun Semarang Tawang adalah JP de Bordes. Tinggi bangunan dengan pilar dan tembok kokoh membentuk kemegahan. Bagian puncak atap yang berbentuk kubah menunjukkan gaya arsitektur masa itu. Bentuk lengkung dan persegi mendominasi ornamen bangunan. Kanopi di depan pintu masuk menambah kesan eksklusif stasiun ini. Meski hasil rancangannya terkesan megah, arahan dari direksi NIS di Den Haag (Belanda) lebih menekankan pada bangunan yang fungsional. Disaat yang hampir bersamaan, pada 6 Agustus 1914, perusahaan kereta api SCS (Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij) meresmikan Stasiun Semarang Poncol yang dirancang oleh arsitek Henry Maclaine – Pont.
           Namun sungguh sayang akibat perkembangan kota Semarang yang semakin pesat serta sistem tata kota yang belum pas dengan kondisi kota pinggir pantai maka stasiun Semarang Tawang sering digenangi banjir akibat hujan atau rob (rembesan air laut jika permukaan laut pasang). Penyebab banjir, selain curah hujan tinggi yang berturut-turut dan air pasang laut Jawa, juga hilangnya area resapan di sebelah utara stasiun. Rawa yang dahulu melingkupi bagian utara stasiun sejak 1985 berubah menjadi pemukiman. Banjir merupakan hantu yang harus dihadapi bangunan Stasiun Tawang. Namun, gunungan sampah di tambak sebelah timur stasiun juga musuh utama yang harus dihadapi. Dampaknya, perjalanan kereta api melalui jalur utara di Jawa menjadi terganggu. Untuk mengatasi masalah itu telah tiga kali dilakukan pengurukan lantai bangunan. Ketinggian bangunan telah berkurang 1.5 meter akibat peninggian itu. Tak hanya bangunan yang ditinggikan, jalan rel pun ikut ditinggikan.
http://semarangkota.info/wp-content/uploads/DSC3681-copy.jpg
Mulai Juli 2009, PT Kereta Api (persero) menjadikan sekitar 600 stasiun yang berusia diatas 50 tahun menjadi bangunan cagar budaya, termasuk didalamnya adalah stasiun Semarang Tawang. Langkah tersebut bertujuan melestarikan bangunan kuno agar tetap terjaga keasliannya. Menjadikan stasiun sebagai cagar budaya akan menjaga kenyamanan dan kebersihan stasiun. Saat ini yang pengerjaannya telah dimulai adalah stasiun Semarang Tawang. Restorasi Stasiun Semarang Tawang baru satu langkah yang harus ditempuh untuk melestarikan bangunan bersejarah ini. Rencana restorasi meliputi penggantian lapisan dinding pada bangunan stasiun yang menggunakan semen abu-abu atau portland cement (PC), serta cat tembok emulsi. Salah satu ruangan yang segera direstorasi dindingnya adalah lobi utama stasiun. Lobi ini dirancang sesuai fungsi stasiun Semarang Tawang, sebagai pintu masuk utama Kota Semarang.
sumber : www.indonesianheritagerailway.com